Data Storytelling: Industri Apa yang Pemainnya Paling Cuan?

Yogi Saputro
8 min readNov 2, 2022

--

Pertanyaan seperti ini pernah hinggap di kepala saya, dulu waktu baru lulus kuliah. Saya rasa semua juga pernah mengalami. Rasa ketika butuh uang. Rasa ketika pilihan terbentang, dan diri ini perlu memutuskan bidang apa yang akan dijalani. Entah itu menjadi pekerja atau pengusaha.

Industri paling cuan. Gambar dibuat oleh Kecerdasan Buatan DALL-E 2.

Lalu, layaknya laron yang mencari cahaya paling terang, kita mencari bidang yang uangnya bergelimang. Nah, yang manakah itu? Apakah sektor teknologi yang semakin lama semakin berkembang? Sektor komoditas yang memang kelebihan Indonesia? Sektor keuangan tempat segala rupa transaksi? Atau mungkin yang lain? Pertanyaan ini menarik buat saya, dan lewat tulisan ini saya ceritakan industri paling cuan di Indonesia. Tentunya dengan data.

Pertama, Rumuskan Ulang Pertanyaan 📐

Sebelum mencari data dan berkutat dengan berbagai grafik, saya perlu tahu apa yang sebenarnya saya cari. Betul, saya mau cari industri yang paling cuan bagi pemainnya. Tapi kalau saya teliti lagi, definisi ini masih terlalu umum.

Pertama, apa arti dari cuan? Cuan = untung. Berarti saya perlu cari keuntungan bersih per industri. Masuk akal? Ya. Masalahnya, mencari nilai data keuntungan bersih tergolong sulit. Saya bukan orang dalam Kemendag, Kemenperin, atau Kemenkeu. Di sisi lain, BPS punya data PDB (Produk Domestik Bruto) atau PDRB (Produk Domestik Regional Bruto) berdasarkan industri. Gampangnya, PDB sama dengan nilai tambah ekonomi. Oke, di sini cuan saya artikan sebagai nilai PDB. Namun cukupkah PDB saja?

  • Sektor A nilai PDB Rp1 triliun dan di dalamnya ada 1.000.000 orang, tiap orang berkontribusi Rp1.000.000
  • Sektor B nilai PDB Rp100 miliar dan di dalamnya ada 50.000 orang, jadi tiap orang berkontribusi Rp2.000.000

Dari contoh di atas, meski PDB sektor A > PDB sektor B, ternyata pemain dalam sektor B menghasilkan nilai tembah 2x sektor A.

Dengan demikian, saya rumuskan ulang pertanyaannya menjadi

Industri mana yang nilai tambah per kapitanya paling besar?

Secara kasar, PDB suatu sektor setara dengan omzet sektor, termasuk beban pengeluaran (gaji, biaya usaha), depresiasi, dan pajak, minus subsidi. Kemudian kalau bicara omzet dan pengeluaran tentunya setiap industri punya struktur biaya sendiri. Ini juga akan saya perhatikan ketika membahas industri nanti.

Selanjutnya untuk definisi pemain industri saya perjelas menjadi pengusaha dan pegawai. Secara umum, semakin tinggi nilai tambah per kapita, semuanya semakin cuan. Namun pemisahan pengusaha dan pegawai ini memberikan pertanyaan baru : Adilkah proporsi nilai tambah yang dinikmati pemilik usaha dan pegawai? Untuk menjawab itu, saya munculkan ukuran baru: rasio gaji rata-rata tahunan dan nilai tambah per kapita. Rasio tersebut akan kita bandingkan dari tahun ke tahun.

Semakin kecil rasio gaji rata-rata terhadap nilai tambah per kapita, semakin besar ketidakadilan antara porsi pegawai dan pemilik usaha. Dalam kasus tersebut, porsi cuan pemilik usaha jauh lebih besar.

Apakah definisi ini cukup? Untuk iterasi pertama, ya. Sambil berjalan, kita akan menemukan lebih banyak temuan menarik.

Gali Data 🔍

Untungnya, BPS sudah memberikan semua yang dibutuhkan. Data PDB berdasarkan sektor dan data tenaga kerja berdasarkan sektor sudah tersaji apik (di tingkat nasional saja, jangan berharap banyak untuk data tingkat provinsi dan daerah). Saya mengambil data tahun 2016–2021 untuk menunjukkan trennya, sehingga hasil dari analisis ini bukan dari satu titik pengamatan.

Versi data siap olah tersedia di repo Github saya. Boleh di-star apabila bermanfaat 😉

Inilah Sumber Cuan Indonesia! 🚀

Jadi, industri mana yang paling cuan di Indonesia? Lanjut! Saya countdown dari lima besar.

5. Industri Pengolahan

Industri pengolahan meliputi semua industri yang mengubah barang mentah ke barang jadi atau setengah jadi. Mulai dari makanan, minuman, tekstil, logam, mesin, obat, jepit rambut, dan seterusnya.

Sektor Industri Pengolahan 2016–2021

Data menunjukkan nilai tambah per kapita per tahun sekitar Rp143 juta. Sementara upah rata-rata pegawainya Rp32 juta per tahun. Artinya, pegawai di sektor ini dibayar 32 juta untuk menghasilkan 143 juta. Rasio upah dan nilai tambah per kapita cenderung stabil sejak tahun 2016 di kisaran 22%.

Apakah struktur kontribusi ini adil? Surprisingly, yes. Industri pengolahan banyak disorot dan diatur regulasi. Pemilik usaha sektor ini wajib memenuhi standar UMK atau UMP. Posisi pekerja di sektor ini lebih aman. Pekerja sektor lain seperti ritel dan akomodasi makan minum punya rata-rata gaji lebih rendah. Selain itu, ada banyak komponen biaya seperti transportasi, mesin produksi, bahan baku. Keuntungan bersih di sektor ini rata-rata kasarnya sebesar 10%. Total nilai tambah lebih banyak untuk pegawai daripada pemilik usaha. Meskipun begitu, jumlah karyawan 10.000x jumlah pemilik usaha, jadi dapatnya lebih sedikit 🤪.

Jadi, kalau anda seorang karyawan pabrik, anda cukup cuan. Anda punya pabrik, anda lebih cuan.

4. Jasa Keuangan & Asuransi

Industri ini meliputi perbankan, leasing, financing, asuransi, investasi, pengelola dana baik konvensional maupun syariah.

Seperti tampak pada grafik di atas, nilai tambah dari 2016 hingga 2021 cenderung membaik. Pertumbuhan nilai tambahnya 6%. Kemudian nilai tambah per kapita sebesar Rp281 juta pada 2021. Di sisi lain, nilai upah rata-rata konstan di kisaran Rp50 juta per tahun. Rasio gaji dibanding nilai tambah per kapita terus menurun dari 24,2% di 2016 menjadi 17,5% di 2021.

Dalam sektor keuangan terdapat biaya operasional cukup besar. Dari infrastruktur ada kantor cabang, brankas penyimpanan, server yang harus menyala nonstop 24/7/365. Kemudian ada kegiatan marketing yang berbiaya besar. Belum lagi jika ada risiko fraud dan gagal bayar. Secara regulasi, sektor keuangan sangat ketat dengan pengawasan berbagai pihak seperti BI dan OJK. Kemudian, sepertinya faktor gaji ditekan sedemikian rupa. Dengan gaji di sektor ini di atas rata-rata, otomatis supply tenaga kerja tinggi dan pemilik usaha punya daya tawar lebih tinggi.

Artinya apa? Jadi pemilik usaha di bidang keuangan dan asuransi sangat cuan. Kalau jadi pegawai, pemasukan anda bakal stabil tapi tidak terlalu cuan. Mungkin sudah waktunya minta tambah pesangon ke atasan🧐.

3. Pertambangan & Penggalian

Industri ini meliputi aktivitas penambangan batu bara, minyak bumi, logam, mineral, serta aktivitas penunjangnya.

Nilai tambah per kapita industri ini lumayan fantastis. Satu orang berkontribusi sekitar Rp600 juta per tahun. Gaji rata-ratanya pun lebih tinggi dari dua industri sebelumnya, sekitar Rp52 juta per tahun. Dari tahun 2016 hingga 2022, kondisinya cenderung stagnan. Rasionya pun konsisten di kisaran 9%. Dari sisi nilai rasionya, tampak ketimpangan besar antara porsi pegawai dan pemilik usaha di sektor ini.

Komponen besar biaya di industri ini adalah perizinan dan alat/mesin penambangan. Secara regulasi, sektor ini juga ketat dengan berbagai peraturan terkait lingkungan. Seperti sektor keuangan & asuransi, sektor ini sepertinya menekan pertumbuhan gaji dengan memanfaatkan supply tenaga kerja yang tertarik gaji tinggi.

Secara statistik, pemilik usaha tambang itu crazy rich. Sementara pegawai di industri pertambangan itu mapan dan makmur. Kurang cuan apalagi?

2. Informasi & Komunikasi

Sepertinya sektor ini awalnya menaungi segala yang berhubungan dengan informasi beserta teknologinya. Sekarang, sektor ini terasa cukup random. Content creator masuk, situs berita masuk, artis masuk, provider internet masuk, jasa pemrograman masuk, penerbit buku masuk, data center masuk. Dengan berkembangnya teknologi, sektor ini meroket dan diperkirakan masih memunculkan peluang-peluang baru.

Nilai tambah per kapita selama 2016–2021 cukup fluktuatif dengan rata-rata pertumbuhan 1,4%. Per 2021, setiap orang berkontribusi nilai tambah sebesar Rp750 juta. Di sisi lain, gaji rata-rata relatif konstan di kisaran Rp50 juta per tahun. Rasionya sangat rendah, hanya di kisaran 6,5%-7,5%.

Apakah struktur perolehan nilai tambah adil di sektor ini? Sama sekali tidak. Berbeda dengan industri keuangan dan pertambangan yang regulasinya ketat, industri informasi dan komunikasi bisa diibaratkan wild west, setidaknya hingga 3–5 tahun ke depan. Belum ada tuntutan dan standar yang harus dipenuhi sehingga biaya di sektor ini bisa ditekan. Selain itu, resource utama sektor ini adalah perangkat teknologi dan kemampuan SDM. Seharusnya SDM mendapat kompensasi lebih. Pandangan pribadi saya, semestinya komponen gaji bisa melebihi sektor industri pengolahan. Dengan rasio 25% misalnya, gaji ideal di sektor ini adalah Rp188 juta per tahun.

Kalau anda pemilik usaha di sektor ini, anda kalau bukan influencer ya silently rich. Kalau anda pegawai dengan keahlian dan kontribusi mumpuni, mintalah gaji hingga Rp188 juta per tahun atau cari usaha sendiri.

1.Real Estat

Dan juara industri paling cuan di Indonesia adalah real estat alias properti! Ini meliputi jual-beli dan sewa tanah maupun bangunan. Nilai tambahnya per 2021 mencapai lebih dari Rp1 miliar per kapita. Hal ini tentunya didorong tren kenaikan harga properti. Pertumbuhan tahunan nilai tambah per kapita sejak 2016 sebesar 5%.

Di sisi lain, gaji di sektor ini berada di kisaran Rp40 juta hingga Rp48 juta per tahun dalam periode 2016–2021. Nilai tersebut cukup tinggi (meskipun bukan sektor dengan gaji tertinggi). Rasio gaji dan nilai tambah per kapita sebesar 5%. Tentunya rasio tersebut rendah, namun karakter sektor real estat berbeda dengan sektor lainnya.

Pertama, pendapatan pegawai bidang real estat didominasi sistem komisi. Nilai komisi beragam, umumnya di bawah 5% nilai properti. Jadi meskipun rasionya rendah, secara individu pegawai real estat memperoleh pendapatan yang lebih mendekati kontribusi nilai tambahnya.

Kedua, pekerjaan real estat kerap dihitung bisnis sampingan. Artinya, jumlah pemain riil di sektor real estat lebih banyak daripada jumlah pemain yang tercantum dalam statistik. PNS yang punya kos-kosan tidak dihitung tenaga kerja sektor real estate, namun menyumbang nilai tambah di sektor tersebut. Artinya, nilai tambah per kapita yang riil seharusnya lebih rendah daripada nilai pada grafik di atas. Nilai rasio pendapatan dan nilai tambah per kapita pun seharusnya lebih besar lagi. Seberapa banyak? Well, ini bisa jadi saran untuk penelitian lanjutan.

Ketiga, biaya marketing di sektor ini sangat besar. Pemain besar di sektor ini berani membuat acara televisi. Yang lainnya mengisi reklame di perempatan strategis, membuat booth di mal, dan merecoki warga-warga yang terlihat mapan.

Di sektor ini setiap pemain memperoleh sesuai kontribusinya. Yang membangun dari awal dapat margin besar. Yang menjadi broker dapat komisi. Jadi bisa dikatakan adil. Anda bisa pas-pasan ataupun tajir melintir di sektor ini, tergantung usahanya.

Grafik lima besar industri paling cuan di Indonesia: real estat, informasi & komunikasi, pertambangan, jasa keuangan, dan industri pengolahan.
Grafik lima besar industri paling cuan di Indonesia

Intinya

Berikut adalah jalan cuan di Indonesia

  • Jika punya akses modal dan perizinan, silakan jadi pemilik usaha industri pengolahan, pertambangan, atau keuangan.
  • Jika kuat jiwa wirausaha, bikin usaha bidang real estat atau informasi dan komunikasi.
  • Jika pintar jualan dan punya koneksi luas, masuk jadi pemain real estat.
  • Jika punya skill, masuk industri informasi dan komunikasi dan perjuangkan gajimu.
  • Jika ingin hidup oke dan stabil, jadi pegawai bidang industri pengolahan, pertambangan, atau keuangan.

Potensi Analisis Lanjutan📚

Di samping insight di atas, ada beberapa hal yang bisa digali lebih lanjut.

  • Data yang digunakan adalah data BPS pusat, alias tingkat nasional. Data ini cenderung lebih relevan untuk wilayah Pulau Jawa sebab sebagian besar nilai tambah maupun tenaga kerja ada di sana. Di Sumatra, lebih baik jadi juragan sawit. Begitupun di wilayah lain, ada industri lain yang lebih cuan. Studi detail per provinsi bisa membuka insight tambahan. (NB: akses data ke BPS provinsi cukup menyiksa)
  • Ada industri dengan nilai tambah per kapita sangat besar, ada yang nilai tambahnya demikian kecil sampai saya menduga industri tersebut nombok alias perlu disubsidi. Analisis industri seperti ini bisa berguna untuk identifikasi masalah industri dan investasi potensial.

Sebagai penutup, saya ingin menyampaikan satu hal. Meskipun statistik menunjukkan hutan itu hijau, akan tetap ada pohon berwarna merah. Meskipun ada industri paling cuan, jalan cuan anda bisa dari mana saja.

Yogyakarta, 2 November 2022
Yogi Saputro

--

--

Yogi Saputro
Yogi Saputro

Written by Yogi Saputro

Software developer with MBA degree, mentor, somewhat fatherly figure, data and business synergy enthusiast

No responses yet